Pada zaman globalisasi saat sekarang ini perdagangan internasional
sangatlah penting bagi setiap Negara, yaitu untuk mensejahtrakan warga Negara,
serta mengembangkan perekonomian Negara. Karena perekonomian merupakan salah
satu bidang yang setiap orang tidak dapat lepas ataupun menghindar darinya,
karena mau ataupun tidak mau dan sadar ataupun tidak sadar manusia selalu
melakukannya, ini terjadi karena kebutuhan dan keinginan seorang yang selalu
ingin dipenuhi dan memang harus dipenuhi.
Sekarang kita lihat globalisasi dibidang kontrak-kontrak bisnis internasional sudah lama terjadi, karena Negara-negara maju transaksi baru ke Negara berkembang, maka mitra kerja mereka dari Negara-negara berkembang akan model-model kontrak bisnis internasional.
Sekarang kita lihat globalisasi dibidang kontrak-kontrak bisnis internasional sudah lama terjadi, karena Negara-negara maju transaksi baru ke Negara berkembang, maka mitra kerja mereka dari Negara-negara berkembang akan model-model kontrak bisnis internasional.
Keadaan ekonomi global saat ini merupakan hasil dari kombinasi
berbagai prinsip ekonomi, yang dikembangkan dalam banyak budaya dan selama
periode waktu yang panjang. Dalam bab ini kita akan mempelajari prinsip-prinsip
ini sebagai fungsi masyarakat yang menjadi dasar bagi system kenegaraan.
KETERGANTUNGAN ANTARNEGARA DALAM PEREKONOMIAN DUNIA
Dewasa
ini, semakin terasa betapa pentingnya hubungan ekonomi antarnegara
(internasional) hingga tidak ada satu negara pun yang dapat menjalankan sistem
perekonomian terttutup atau subsisten. Perekonomian suatu negara semakin
bergantung pada keadaan ekonomi dunia. Faktor-faktor yang mendorong timbulnya
ketergantungan itu, antara lain sebagai berikut.
Kebutuhan
yang Semakin Bertambah
Semakin
maju suatu masyarakat, semakin banyak kebutuhannya dan semakin sulit untuk
dipenuhi. Apalagi bila kebutuhan hanya dipenuhi dengan hasil produksi dalam
negeri. Hal ini berlaku baik pada negara-negara yang tanahnya tandus.
Negara
yang teknologinya maju bisa memproduksi barang sebanyak mungkin, lalu
menjualnya ke negara lain. Tetapi, negara tersebut juga perlu membeli
bahan-bahan produksi yang kebanyakan berasal dari negara berkembang.
Sebaliknya, negara yang teknologinya balum maju perlu memanfaatkan teknologi
dari negara maju untuk mempercepat pertumbuhan ekonominya.
Adanya
Spesialisasi yang Bersifat Internasional
Perbedaan-perbedaan
yang ada akan menimbulkan pembagian kerja dalam produksi. Misalnya, negara yang
cocok untuk pertanian akan memproduksi pertanian, sedangkan negara yang
tanahnya tandus lebih cocok mengembangkan teknologi industri. Ada spesialisasi
dalam berproduksi barang ini mendorong timbulnya ketergantungan antarnegara.
Misalnya, negara yang mengembangkan produksi pertanian bergantung pada negara
yang menghasilkan mesin pertanian. Sebaliknya negara industri berat membutuhkan
makanan dari negara pertanian.
Semakin
Berkembangnya Kegiatan Perusahaan-perusahaan Multinasional (Multinasional
Corporation)
Dewasa
ini, kegiatan perusahaan besar banyak yang beroperasi di berbagai negara.
Banyak perusahaan asing yang membuka cabang di negara lain. Demikian juga arus
penanaman modal ke negara lain. Dengan semakin terbukanya suatu negara terhadap
kegiatan ekonomi dari negara lain akan mengakibatkan hubungan ekonomi dengan
luar negari semakin berkembang.
PENGARUH PERDAGANGAN INTERNASIONAL TERHADAP
PEREKONOMIAN NEGARA
A. Pengertian perdagangan internasional
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan lintas negara, dimana negara tersebut memperoduksi sebagian kebutuhannya sendiri dan mengekspor kelebihannya, dan kemudian mengimpor apa yang tidak diproduksinya, yang bertujuan untuk saling melengkapi satu sama lain artinya saling mensjahtrakan prekonomian Negara dengan yang lainnya.
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan lintas negara, dimana negara tersebut memperoduksi sebagian kebutuhannya sendiri dan mengekspor kelebihannya, dan kemudian mengimpor apa yang tidak diproduksinya, yang bertujuan untuk saling melengkapi satu sama lain artinya saling mensjahtrakan prekonomian Negara dengan yang lainnya.
Negara melakukan
perdagangan internasional karena berbagai macam alasan, di antaranaya;
1. Negara-negara berdagang karena mereka berbeda satu sama lain, sebgaimana individu dapat memperoleh keuntungan dari perbedaan-perbedaannya, melalui suatu pengaturan, diamana setiap pihak melakukan sesuatu deengan relative lebih baik
2. Negara-negara berdagang satu sama lain dengan tujuan mencapai sekala ekonomis ( economis of scale) dalam produksi.
Adapun alasan yang lain yaitu karena didasari oleh teori keuntungan komporatif (comporative advantage). Namun secara sederhana, adanya perdgangan internasional akan menciptakan spesialisasi, yaitu setiap Negara dapat menspesialisasikan pada barang dan jasa tertentu, dimana dari hasil spesialisasi tersebut maka akan menghasilkan peningkatan produktivitas yang dalam jangka panjang akan meningkatkan setandar hidup semua Negara. Jadi perdagangan internasional merupakan jalan untuk menuju kemakmuran Negara.
1. Negara-negara berdagang karena mereka berbeda satu sama lain, sebgaimana individu dapat memperoleh keuntungan dari perbedaan-perbedaannya, melalui suatu pengaturan, diamana setiap pihak melakukan sesuatu deengan relative lebih baik
2. Negara-negara berdagang satu sama lain dengan tujuan mencapai sekala ekonomis ( economis of scale) dalam produksi.
Adapun alasan yang lain yaitu karena didasari oleh teori keuntungan komporatif (comporative advantage). Namun secara sederhana, adanya perdgangan internasional akan menciptakan spesialisasi, yaitu setiap Negara dapat menspesialisasikan pada barang dan jasa tertentu, dimana dari hasil spesialisasi tersebut maka akan menghasilkan peningkatan produktivitas yang dalam jangka panjang akan meningkatkan setandar hidup semua Negara. Jadi perdagangan internasional merupakan jalan untuk menuju kemakmuran Negara.
B. Sumber-sumber perdagangan internasional
Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya perdagangan internasional :
1. Keragaman sumber daya alam, yang berhubungan erat dengan faktor endowment, yaitu apa yang telah dimiliki secara alamiah oleh sebuah negara misalnya dapat kaya akan minyak, hasil laut, memiliki hutan yangluas dll. Kemudian negara tersebut memanfaatkan dengan menspesialisasikan pada faktor endowment yang dimilikinya seperti negara yang kaya akan minyak dan bahan tambang lainnya dapat menspesialisasikan pada produksi minyak dan hasil tambang untuk kemudian diekspor dan ditukar dengan apa yang tidak diproduksinya.
2. Perbedaan selera (preferensi) misalnya negara A mampu memproduksi daging sapi dalam nilai yang sama dengan negara B menghasilkan ikan, namun dan penduduk negara B lebih senang mengkonsumsi daging sapi, maka ini akan mendorong terjadinya perdagangan internasional antara kedua negara.
3. Perbedaan Biaya : ini berkaitan erat dengan biaya produksi. Jika negara-negara melakukan spesialisasi, maka skala ekonomis akan tercapai dan biaya produksi per unit akan semakin murah.
Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya perdagangan internasional :
1. Keragaman sumber daya alam, yang berhubungan erat dengan faktor endowment, yaitu apa yang telah dimiliki secara alamiah oleh sebuah negara misalnya dapat kaya akan minyak, hasil laut, memiliki hutan yangluas dll. Kemudian negara tersebut memanfaatkan dengan menspesialisasikan pada faktor endowment yang dimilikinya seperti negara yang kaya akan minyak dan bahan tambang lainnya dapat menspesialisasikan pada produksi minyak dan hasil tambang untuk kemudian diekspor dan ditukar dengan apa yang tidak diproduksinya.
2. Perbedaan selera (preferensi) misalnya negara A mampu memproduksi daging sapi dalam nilai yang sama dengan negara B menghasilkan ikan, namun dan penduduk negara B lebih senang mengkonsumsi daging sapi, maka ini akan mendorong terjadinya perdagangan internasional antara kedua negara.
3. Perbedaan Biaya : ini berkaitan erat dengan biaya produksi. Jika negara-negara melakukan spesialisasi, maka skala ekonomis akan tercapai dan biaya produksi per unit akan semakin murah.
C. Keuntungan perdagangan
Setiap orang mengetahui bahwa perdagangan internasional
itu menguntungkan, dimana perdagangan internasional menguntungkan kedua
belah pihak lebih luas dari yang di bayangkan kebayakan orang, misalnya: bayak
pengusaha amerika khatir bahwa kalau produktifitasnya msyarakat jepang
mengungguli amerika, makaa perdagangan dengan jepang akan merugikan
perekonomian amerika serikat, karna tidak ada industri amerika yang akan mampu bersaing.
A. Pengertian
Neraca Pembayaran Internasional
Neraca pembayaran internasional biasa didefinisikan sebagai
suatu ikhtisar atau catatan
sistematis yang berisi hubungan ekonomi atau transaksi antarpenduduk dari suatu
Negara dengan Negara lainnya yang dinilai dalam mata uang pada kurun waktu
tertentu, biasanya satu tahun.
Seperti dijelaskan diatas bahwa neraca pembayaran suatu negara mencatat transaksi yang dilakukan oleh
penduduknya dengan penduduk negara yang lain. penduduk disini dalam artian
adalah :
1. Orang perorangan/individu
Orang perorangan yang tidak mewakili pemerintah suatu negara
(misalnya para turis) dianggap sebagai penduduk di mana mereka mempunyai tempat
tinggal tetap atau tempat dimana mereka memperoleh center of interest.
2. Badan hukum
Suatu Badan Hukum dianggap sebagai penduduk dari negara dimana
Badan Hukum tersebut memperoleh status sebagai Badan Hukum. Cabang-cabangnya
yang ada di luar negeri dianggap sebagai penduduk luar negeri.
3. Pemerintah
Badan-badan pemerintah adalah jelas sebagai penduduk dari negara
yang diwakilinya. Misalnya, para
diplomat kedutaan besar dianggap sebagai penduduk dari negara yang mereaka
wakili. Transaksi yang mereka adakan di negara lain merupakan transaksi ekonomi
internasional.
B. Tujuan
Neraca Pembayaran Internasional
Penyusunan neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, yaitu
sebagai berikut :
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi
pemerintah untuk mengambil langkah-langkah di bidang ekonomi. Bidang ekonomi di
sini termasuk ekspor dan impor, hubungan utang piutang, hubungan penanaman
modal, dan hubungan lainnya yang menyangkut neraca pembayaran.
2. Sebagai bahan pertimbnagan bagi
pemerintah untuk mengambil kebijkan di bidang moneter dan fiscal.
3. Sebagai bahan pertimbnagan bagi pemerintah untuk mengetahui
pengaruh hubungan ekonomi internasional terhadap pendapatan nasional.
4. Sebagai bahan pertimbangan bagi
pemerintah untuk mengambil kebijakn di bidang politik perdagangan
Internasional.
C. Pos-pos
Neraca Pembayaran
1.
Pos transaksi dagang mencatat seluruh ekspor dan impor barang
dan jasa. Impor barang dan jasa dicatat di sebelah debet, sedangkan ekspor
barang dan jasa dicatat di sebelah kredit. Apabila pos ini meliputi
barang-barang yang berwujud atau nyata disebut sebagai transaksi dagang nyata (visible
trade transaction), sebaliknya jika meliputi barang-barang yang tidak nyata
atau transaksi jasa (invisible trade transaction). Contohnya ekspor kopi
Indonesia ke luar negeri dijumpai dalam pos transaksi dagang yang nyata pada sebelah
kredit neraca pembayaran Indonesia. Sebaliknya apabila orang Malaysia yang menaiki pesawat Garuda Indonesia
Airways dari Kuala Lumpur ke Jakarta, pos transaksinya termasuk dalam transaksi
jasa di sebelah kredit.
Pos Transaksi Dagang Dalam pos transaksi jasa (invisible
trade transaction) termasuk juga biaya-biaya transport lainnya dan semua
pengeluaran turis asing. Transaksi jasa lainnya ialah langganan
publikasi-publikasi luar negeri, sewa tanah, dan sewa bangunan. Impor ekspor emas sebagai barang dagangan
yang biasanya dipergunakan untuk bahan pembuatan perhiasan dimasukkan ke dalam
pos transaksi dagang yang nyata, sebaliknya impor ekspor emas dalam arti
moneter atau berfungsi sebagai uang tidak akan dimasukkan ke dalam pos
transaksi dagang yang nyata, tetapi akan dimasukkan ke dalam pos tersendiri.
Dalam pos transaksi dagang nyata (visible trade transaction)
termasuk pula pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang belum termasuk dalam
pos-pos lainnya, seperti gaji pegawai asing di luar negeri.
2. Pos Pendapatan Modal
Pos pendapatan modal (income on investment) adalah semua
transaksi penerimaan hasil modal penduduk yang ditanam di luar negeri mereka,
dan penerimaan pendapatan oleh penduduk negara lain yang menanam modalnya di
dalam negeri kita. Umumnya berbentuk keuntungan deviden dan bunga. Keuntungan,
dividen dan bunga yang diterima dari hasil penanaman modal di luar negeri dalam
neraca pembayaran akan terlihat pada transaksi kredit, dalam pos pendapatan
modal. Sebaliknya, keuntungan, deviden dan bunga yang dikirim ke luar negeri,
sebagai hasil dari penanaman modal di dalam negeri kita, akan ditemui dalam
transaksi debet pada pos pendapatan modal.
3. Pos Transaksi-transaksi Unilateral
Transaksi unilateral (unilateral transaction), antara
lain termasuk di dalamnya hadiah (gift), bantuan (aids), dan
transfer unilateral (unilateral transfer).
a. Transaksi
hadiah berbeda dengan transaksi lain. Transaksi ini tidak mengakibatkan
timbulnya kewajiban bagi si penerima untuk membayar harga hadiah yang telah
diterima tersebut. Begitu juga bagi si pemberi hadiah, transaksi penyerahan
barang tidak menimbulkan hak baginya untuk menerima pembayaran. Transaksi yang
tidak menimbulkan hak dan kewajiban ini disebut sebagai transaksi unilateral (unilateral
transaction), atau sering pula disebut sebagai transaksi sepihak (one
way transaction), atau “transaksi tanpa quit pro quo”, dimana suatu
prestasi tidak diimbangi dengan prestasi balasan.
b. Bantuan
(aids) yang sering kita jumpai dalam pemberitaan media massa, seperti
bantuan makanan dan obat-obatan ke negara-negara tertentu yang sedang dilanda
bencana alam juga termasuk transaksi sepihak.
c. Pos
transaksi transfer unilateral adalah pos pengimbang dari transaksi unilateral
atau transaksi sepihak. Untuk mengimbangi transaksi sepeihak debet atau kredit,
maka pos transfer akan menjadi debet dan kredit.
4. Pos Penanaman Modal Langsung
Yang tergolong dalam pos penanaman modal langsung (direct
investment), ialah seluruh transaksi yang berhubungan dengan jual beli
saham atau perusahaan antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain,
termasuk dalam hal ini adalah penanaman modal langsung oleh penduduk suatu
negara seperti mendirikan perusahan baru di negara lain.
Bila terjadi pembelian saham atau pembelian perusahaan oleh
penduduk suatu negara dari penduduk negara lain, maka pos penanaman modal
langsung akan di debet. Sebaliknya akan di kredit jika terjadi penjualan saham
kepada penduduk negara lain atau ada penduduk negara lain yang mendirikaan perusahaan
di dalam negeri.
5. Pos Hutang Piutang Jangka Panjang
Pos hutang piutang jangka panjang (long term loan),
meliputi kredit yang jangkanya lebih dari satu tahun. Termasuk juga di dalamnya
jual beli surat obligasi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara
lain. Penjualan obligasi oleh penduduk Indonesia kepada penduduk negara lain,
akan terlihat dalam pos hutang piutang jangka panjang dalam neraca pembayaran
Indonesia di sebelah kredit, sebaliknya akan terlihat di debet pos hutang
piutang jangka panjang apabila penduduk Indonesia membeli obligasi dari
penduduk negara lain. Pos hutang piutang jangka panjang ini
dipisahkan menjadi dua bagian:
a. Pos
hutang piutang jangka panjang pemerintah (official long term loan)
b. Pos
hutang piutang jangka panjang swasta (private long term loan)
6. Pos Hutang Piutang Jangka Pendek
Hutang piutang jangka pendek (short term loan) merupakan
kredit yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun. Umumnya terdiri dari
penarikan dan pembayaran surat-surat wesel. Hal-hal lainnya sama dengan pos
hutang piutang jangka panjang. Pos hutang piutang jangka pendek sering
diusahakan menjadi:
a. Pos
hutang piutang jangka pendek pemerintah (official short term loan)
b. Pos
hutang piutang jangka pendek swasta (private short term loan)
7. pos Sektor Moneter
Pos sektor moneter (monetary sector) atau biasa disebut lalu-lintas moneter(Monetary
Acomodating) pada dasarnya
adalah transaksi-transaksi pembayaran. Pembayaran itu meliputi
pembayaran-pembayaran terhadap transaksi-transaksi yang tercatat dalam rekening
berjalan (current account), seperti transaksi-transaksi perdagangan,
pendapatan modal dan transfer unilateral. Di samping itu termasuk pula
transaksi-transaksi penanaman modal langsung (investment account),
seperti hutang piutang jangka panjang dan hutang piutang jangka pendek bukan
moneter. Jika pengeluaran current
account dan investment account lebih besar
dari penerimaan padacurrent
account dan investment account, maka akan
terdapat suatu perbedaan tersebut
merupakan defisit yang harus
ditutup dengan saldo kredit pada pos sektor moneter (monetary sector)
atau sering juga disebut sebagai neraca pembayaran sektor moneter(monetary
sector account).
Biasanya dalam neraca pembayaran sektor moneter ini terdiri dari
:
a. Bank Sentral
(1) Hubungan
dengan Dana Moneter Internasional (IMF)
(2) Kewajiban-kewajiban
jangka pendek
(3) Mutasi
cadangan devisa
(4) Mutasi
cadangan emas moneter
b. Bank-bank Devisa
(1) Kewajiban-kewajiban
jangka pendek
(2) Mutasi
cadangan devisa
Pos hubungan dengan Dana Moneter Internasional akan terdapat
jika cadangan pada badan tersebut dan saldo hak dari SDR (Special Drawing
Right) mengalami perubahan. Kerjasama antar bank sentral berbagai negara
akan membantu memecahkan kesulitan-kesulitan likuiditas luar negeri
negara-negara anggota yang sangat mendesak dan berjangka pendek, hal ini dapat
dilakukan dengan fasilitas-fasilitas yang disebut swap. Transaksi-transaksi swap ini akan dicatat pula dalam
kewajiban-kewajiban jangka pendek.
Mutasi cadangan devisa merupakan pos dimana dicatat
transaksi-transaksi penerimaan dan pemakaian valuta asing. Baik untuk bank
sentral maupun untuk bank-bank swasta, penerimaan valuta asing dari luar negeri
akan merupakan transaksi debet, sedangkan pemakaian valuta asing ke luar negeri
merupakan transaksi kredit pada masing-masing pos.
Dalam pos mutasi cadangan emas moneter dicatat
perubahan-perubahan yang terjadi pada besarnya cadangan emas moneter. Yaitu gold out flow atau aliran emas ke luar negeri
dicatat sebagai kredit, sedangkan gold
in flow atau aliran emas ke
dalam negeri dicatat di sebelah debet.
8. Pos Selisih Perhitungan (Errors and
Omissions)
Pos ini merupakan pos penyeimbang apabila nilai
transaksi-transaksi kredit tidak sama dengan nilai transaksi-transaksi debet.
Dengan adanya pos selisih perhitungan ini, maka jumlah total nilai sebelah
kredit dan debet dalam neraca pembayaran internasional akan selalu sama (balance).
D. Beberapa
Pengertian “Balance” dalam Neraca Pembayaran Internasional
Konsep
“balance” dalam neraca pembayaran mempunyai arti yang berbeda-beda. Pada
dasarnya ada empat pengertian balance.
1. Basic
Balance
Basic balance terdiri dari balance dalam transaksi yang sedang
berjalan (current account balance) ditambah dengan transaksi modal
jangka panjang. Basic balance akan berubah-ubah apabila terjadi perubahan
prinsipil dalam perekonomian seperti perubahan harga, kurs valuta asing dan
pertumbuhan ekonomi. Perubahan dalam basic balance akan tercermin dalam
perubahan aliran modal jangka pendek dan selisih perhitungan (Errors and
Ommissions). Dengan demikian, basic balance memberikan informasi tentang
akibat perubahan perkonomian terhadap neraca pembayaran, yaitu akibatnya
terhadap aliran modal jangka pendek. Menurut pandangan ini, dalam jangka
panjang basic balance akan menjadi nol.
2. Basic
Transaksi “Autonomous”
Balance ini terdiri dari basic balance ditambah dengan aliran
modal jangka pendek. Dalam hal ini pemerintah seharusnya lebih memperhatikan
balance transaksi autonomous yang diimbangi dengan transaksi reserves
pemerintah dan selisih perhitungan daripada basic balance sebab kenyataanya
aliran modal jangka pendek jarang sekali sama dengan nol. Defisit atau surplus
suatu neraca pembayaran dilihat dari balance transaksi autonomous yang kemudian
tercermin dalam transaksi accomodating yaitu aliran modal pemerintah jangka
pendek.
Transaksi accomodating merupakan transaksi yang timbul sebagai
akibat dari adanya transaksi lain sedangkan transaksi autonomous merupakan
transaksi yang muncul dengan sendirinya tanpa dipengaruhi oleh transaksi lain.
yang termasuk dalam transaksi autonomous adalah transaksi sedang berjalan,
transaksi kapital dan transaksi satu arah. Ketidakseimbangan antara transaksi
autonomous debit dan kredit menimbulkan transaksi lalu lintas moneter seperti
misalnya mutasi dalam hubungan dengan IMF, pasiva luar negeri serta aktiva luar
negeri. Defisit atau surplus suatu neraca pembayaran dapat diketahui dari
transaksi autonomous tersebut.
3. Liquidity
Balance
Konsep liquidity balance ini dikembangkan di Amerika Serikat
untuk mengukur posisi neraca pembayarannya. Perbedaannya dengan balance
autonomous adalah dalam perlakuan terhadap pemilikan kekayaan (assets) jangka
pendek. Kekayaan asing (seperti surat berharga jangka pendek atau deposito
bank) yang dimiliki oleh penduduk Amerika diperhitungkan sebagai faktor yang
mempengaruhi ketidakseimbangan neraca pembayaran. Liquidity balance bersama
basic balance dan selisih yang diperhitungkan merupakan faktor yang menyebabkan
ketidakseimbangan neraca pembayaran. Sebaliknya, kekayaan jangka pendek Amerika
yang dimiliki oleh penduduk lain dianggap sebagai sumber pembiayaan
ketidakseimbangan yang timbul dalam neraca pembayaran.
4. Balance
Transaksi Pemerintah Jangka Pendek
Konsep ini juga berkembang di Amerika Serikat. Menurut konsep
ini, neraca pembayaran terdiri dari penjumlahan basic balance, selisih yang
diperhitungkan dan rekening modal jangka pendek (sesudah dikurangi dengan modal
Amerika jangka pendek yang dimiliki oleh lembaga moneter negara lain).
Ketidakseimbangan yang timbul dalam neraca pembayaran diseimbangkan dengan
cadangan modal pemerintah serta modal pemerintah jangka pendek yang dimiliki
oleh lembaga moneter asing.
E. Beberapa
Sumber Neraca Pembayaran Indonesia
Neraca pembayaran luar negeri Indonesia dapat diperoleh dari
penerbitan resmi, antara lain :
1. Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara yang diterbitkan setiap tahun sekali untuk masing
– masing tahun anggaran oleh Departemen Keuangan Republik Indonesia.
2. Bank Indonesia : Laporan Tahun
Pembukuan, yang diterbitkan setiap tahun sekali untuk masing – masing tahun
anggaran oleh Bank Indonesia.
3. Statistik Ekonomi – Keuangan
Indonesia, yang diterbitkan dua bulan sekali oleh Bank Indonesia.
4. Statistik Indonesia : Statistical Yearbook of Indonesia,
yang diterbitkan oleh BadanPusat Statistik setahun sekali.
5. Indikator Ekonomi, yang diterbitkan
oleh Biro Pusat Statistik sebulan sekali.
Namun perlu diingat bahwa neraca-neraca pembayaran yang
diterbitkan oleh berbagai penerbit resmi tersebut di atas susunan dan angka –
angkanya tidak selalu sesuai. Perbedaan – perbedaan tersebut kemungkinan
merupakan akibat :
1. Penggunaan dasar waktu yang berbeda.
2. Penggunaan sistematika yang berbeda.
3. Perbedaan sumber statistik yang
dipakai.
4. Perbedaan – perbedaan yang timbul
disebabkan karena angka yang satu masih merupakan angka sementara, sedangkan
angka yang lainnya merupakan angka yang sudah diperbaiki.
Dari segi bentuk susunannya neraca pembayaran yang termuat dalam
Laporan Tahunan Bank Indonesia merupakan neraca pembayaran yang bentuknya
paling sesuai dengan bentuk yang disarankan oleh lembaga moneter dunia yaitu International Monetary Fund
(IMF).
F. Masalah Dalam Analisis Neraca
Pembayaran
Basic balance, balance transaksi autonomous, liquidity balance,
dan balance transaksi pemerintah jangka pendek merupakan hal yang sangat
membantu di dalam analisis suatu neraca pembayaran. Namun sangat sukar untuk
menentukan konsep balance yang relevan karena setiap konsep balance menunjukkan
aspek yang berbeda, misalnya untuk pengambilan keputusan bagi pemerintah.
Beberapa masalah yang timbul dalam analisis neraca pembayaran:
1. Sering mengabaikan saling hubungan
antara transaksi internasional yang satu dengan yang lain, sehingga
ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan dengan satu transaksi
saja tanpa melihat hubungannya denagn yang lain.
2. Surplus dalam transaksi yang sedang
berjalan sering dianggap baik, sebaliknya jika mengalami deficit maka akan
dianggap jelek. Anggpan semacam ini tidak selalu benar. Sebagi contoh, Amerika
sErikat, penerimaan keuntungan dari investasi luar negerinya lebih besart
daripadainvestasinya. Untuk mengimbangi aliran keuntungan yang masuk, maka
transaksi yang sedang berjalan harus deficit. Dalam hal ini, bahwa deficit
tidak selalu buruk.
3. Keputusan untuk member bantuan
seharusnya lebih didasarkan pada kekuatan ekonomi Negara secara keseluruhan
bukan atas dasra pertimbangan neraca pembayaran. misalnya, Indonesia mempunyai
surplus neraca pembayaran dan inggris menaglami deficit, tidak berarti
Indonesia harusmemberi bantuan pada Inggris.
G. Analisis
Neraca Pembayaran
1. Analisis
Negara Debitur dan Negara Kreditur
Analisis Negara Debitur dan Negara Kreditur dilakukan dengan cara membandingkan
nilai kekayaan penduduk suatu negara yang tertanam diluar negeri dengan nilai
kekayaan penduduk negara lain yang tertanam didalam perekonomian negara
tersebut, maka kita dapat membedakan antara negara yang memiliki status negara
kreditur dan negara kreditur. Negara kreditur atau creditor country merupakan jumlah nilai kekayaan
dalam artian luas, yaitu meliputi semua harta benda yang dimiliki suatu negara
secara langsung, pesertaan modal dan semua piutang dimana nilai kekayaan negara
tersebut melebihi seluruh kekayaan yang tertanam di negara asing. Sedangkan
negara debitur atau debtor
country yaitu apabila suatu
negara memiliki jumlah nilai kekayaan penduduk yang tertanam diluar negeri
lebih kecil dibandingkan dengan jumlah nilai kekayaan negara lain yang tertanam
di negara tersebut.
Pendapatan yang diperoleh penduduk suatu negara sebagai hasil
yang diperoleh dari penanaman modal diluar negeri tertampung dalam pos
pendapatan modal atau income
on investment. Oleh karena itu nilai kredit pada pos pendapatan modal
merupakan pendapatan yang diperoleh penduduk suatu negara sedangkan nilai debit
pada pos pendapatan modal merupakan pendapatan yang diperoleh investor asing
dari penanaman modalnya didalam negara. Untuk lebih memperjelas akan diuraikan
sebagai berikut :
a. Apabila pos pendapatan modal sebuah
neraca pembayaran memiliki saldo kredit maka negara tersebut merupakan negara
kreditur
b. Apabila pos pendapatan modal memiliki
saldo debit maka negara tersebut merupakan negara debitur
2. Analisis
Investasi Luar Negeri
Apabila analisis status debitur-kreditur suatu Negara disebut
sebagai analisis jangka panjang, maka analisis investasi luar negeri
dikategorikan sebagai analisis jangka pendek.
Untuk menganalisis investasi luar
negeri pos-pos neraca pembayaran digolongankan sebagai berikut :
I. Saving Accounts :
1. Perdagangan (barang dan jasa)
2. Pendapatan modal
3. Transaksi-transaksi unilateral
II. Investment Accounts :
4. Penanaman modal langsung
5. Hutang-piutang jangka panjang
6. Hutang-piutang jangka pendek
III. Cash Accounts :
7. Sektor moneter
Sesudah pos-pos neraca pembayaran kita golongankan seperti
diatas, maka selanjutnya meneliti saldo-saldo dari kelompok pos-pos tersebut.
Pertama kita perhatikan saldo investment
accounts. Investment accounts yang memiliki saldo debit
menunjukkan bahwa Negara tersebut melakukan foreign
investment. Sebaliknya jika investment
accounts memiliki saldo
kredit menunjukkan Negara tersebur melakukan foreign
disinvestment.
Foreign investment yang
dibarengi oleh foreign saving, yaitu saldo kredit padasaving
account, memiliki tendensi untuk bisa bertahan lama. Sebaliknya jika foreign investment dibarengi oleh foreign dissaving yaitu saldo debit pada saving account, dapat diramalkan bahwa foreign investment tersebut tidak akan bertahan
lama. Saldo debit padainvestment accounts yang
dibarengi oleh debit pada saving
account pasti disertai dengan
kreditnya saldo cash account.
Kreditnya saldo cash account yang dinamakan foreign dishoarding. Foreign dishoarding berupa penurunan cadangan
internasional Negara tersebut. Jika Negara tersebut mengalami foreign dishoarding terus menerus maka cadangan
internasional akan turun terus menerus yang pada akhirnya cadangan tersebut
tidak dapat dikurangi lagi, dimana foreign
investment tidak mampu lagi
dipertahankan.
Saldo kredit investment
account menunjukkan adanya capital inflow atau impor
capital netto dan saldo debit investment account menunjukkan besarnya capital outflowyang disebut
adanya ekspor modal netto,
maka dapat dipahami bahwa saldo kreditinvestment account tendensinya mengakibatkan meningkatnya
nilai saldo debit atau menurunnya nilai saldo kredit pos pendapatan modal.
Sebaliknya dengan saldo debitinvestment account yaitu tendensinya akan mengakibatkan
meningkatnya saldo kredit atau menurunnya saldo debit pos pendapatan modal.
3. Analisis
Debt-Service Capacity
Debt service capacity analysis atau analisis daya kemapuan
pemenuhankewajiban hutang luar negeri dimanfaatkan oleh Negara-negara kreditur
dalam mempertimbangkan pemberian pinjaman luar negeri, khususnya pinjaman yang
diberikan kepada Negara-negara yang sedang berkembang. Analisis semacam ini
sangat perlu karena pengalaman menunjukkan jumlah Negara yang sedang berkembang
yang pernah mengalami ketidakmampuan memnuhi kewajiban membayar bungan dan
angsuran pinjaman kepada Negara lain dikatakan cukup banyak.
Tingginya daya kemampuan suatu Negara dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban luar negeri yang timbul akibat dari pinjamana luar negeri
merekan dapat diukur dengan menggunakan Debt-servcing
capacity indicator (DSC) adalah indikator-indikator day’a pemenuhan kewajiban
hutang luar negeri, sedangkan debt service adalah jumlah bunga pinjaman dan
cicilan yang harus dibayar oleh penduduk Negara lain untuk kurun waktu neraca
pembayaran.
Indikator yang paling sering digunakan adalah :
a. Debt service to exports ratio
Merupakan
angka banding antara nilai debt service dengan nilai export total. Semakin
tinggi angka banding, semakin rendah daya kemampuan suatu Negara dalam melunasi
kewajiban-kewajiban luar
negerinya.
b. Imports to reserve ratio
Angka
banding antara nilai impor dengan cadangan luar negeri. Tingginya angka ini
menunjukkan kecilnya cadangan valuta asing yang dapat dipergunakan untuk
memenuhi kewajiban luar negri yang sudah jatuh tempo.
c. Outstanding debt to current
amortization ratio
Angka
banding pinjaman luar negeri yang dimiliki oleh suatu Negara terhadap besarnya
cicilan, semakin tinggi nilai indicator DSC ini semakin tinggi resiko pemberian
pinjaman kepada Negara.
d. Debt service to capital inflow ratio
Yaitu
jika masuknya modal ke dalam negeri dapat dipergunakan untuk menutup neraca
perdagangan yang defisit maupun juga untuk menutup kewajiban membayar bunga dan
cicilan hutang luar negeri.
e. Import to GNP ratio
Yaitu
angka banding nilai import terhadap nilai produk nasional bruto.
Tingginya nilai indicator
ini menunjukkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sangat menggantungkan
pada tersedianya barang dan jasa luar negeri.
f. Tingkat pertumbuhan eksport
Meningkatnya
nilai ekspor berarti penerimaan devisa juga akan meningkat yang dapat
digunakan untuk membayar
debt service.
g. Fluktuasi Ekspor
Fluktuasi
nilai maupun volume ekspor komoditi yang satu dengan komoditi yang lain itu
berbeda-beda. Sifat lebih tingginya fluktuasi ekspor dapat menunjukkan lebih
rendahnya debt servicing capacity suatu Negara.
h. Tingkat Pertumbuhan produk domestik
perkapita
Semakin
tinggi tingkat pertumbuhan produk domestik perkapita semakin besar juga proposi
pendapatan untuk konsumsi sehingga proposi yang diperuntukkan untuk melunasi
kewajiban masyarakat dalam melunasi bunga dan pengembalian pinjaman dalam dan
luar negeri meningkat.
H. ANALISIS EKUILIBRIUM-DISEKUILIBRIUM NERACA PEMBAYARAN
Konsep keseimbangan (equilibrium) dalam ilmu ekonomi sudal
lama dipakia dalam berbagai bidang analisa ekonomi, demikian juga sebaliknya
konsep ketidakseimbangan (disequilibrium). Keseimbangan dalam neraca pembayaran
sering digambarkan sebagai suatu masa depan yang cerah, menanamkan rasa
kepastian dengan penuh harapan dalam perekonomian.
Dalam pengertian tata buku neraca pembayaran selau seimbang,
dimana jumlah nilai debet sama dengan jumlah nilai kredit. Dari sisi ekonomi
keseimbangan itu sendiri yaitu dimana pos-pos neraca pembayaran dapat bertahan
dalam jangka waktu yang cukup lama. Keadaan ini dimungkinkan bila penerimaan
luar negeri keseluruhannya seimbang dengan pengeluaran luar negeri. Dengan
demikian keseimbangan yang dimaksud adalah keseimbangan yang berarti dinamis,
bahw dri waktu ke waktu atau dalam jangka waktu yang cukup panjang keseimbangan
itu semakin membaik. Dalam suatu
transaksi dikenal dengan istilah transaksi otonom dan transaksi kompensasi.
Dimana transaksi otonom itu sendiri berarti transaksi dengna motif profit,
timbul dengan sendriinhya bukan timbul sebagi akibat transaksi lain. Sedangkan
transasksi kompensasi adalah transaksi pelengkap dari transasksi lain.
Kemudian untuk keadaan dimana neraca pembayaran tidak seimbang
(disequilibrium) apabila susunan nilai dari pos-pos dalam neraca pembyaran
tersebut tidak dapat berahan lama secara wajar dan haromonis, tapi
berubah-rubah naik dan turun.Kemampuan beli luar negeri suatu negara ditentukan oleh besarnya
peneriaman luar negeri dan besarnya cadangan internasional yang dimiliki. Bila
jumlah seluruh penerimaan luar negeri yang dimiliki kecil dari jumlah seluruh
pengeluaran luar negeri, maka cadangan internasional akan turun, karena
sebagian kan mengalir ke luar negeri untuk menutup perbedaan diatas. Bila
penrunan cadangan ini berlangsung terus menerus, akibanya negara akan kehabisan
cadang internasionalnya. Kalau cadangan sudah terpakai habis, maka sulitlah
bagi negar itu untuk mempertahankan nilai pos-pos seperti sebelumnya. Dan susunan
nilai-nilai itu akan mengalami perubahan-perubahan. Keadaan inilah yang disebut
suatau neraca pembayaran tidak seimbang (disequilibrium).
Kebutuhan untuk mengetahui neraca pembayaran sangat dibutuhkan
dengan segera, akan tetapi pada kenyataannya transaksi yang berlangsung
berjalan dalam jangka waktu yang cukup lama, maka dari itu untuk mempermudah
mengetahui keseimbangan ada beberapa konsepsi-konsepsi lain untuk mengetahui
surplus defisitnya suatu neraca pembayaran, antara lain konsepsi saldo transaksi
dasar, konsepsi saldo likuiditas bruto, konsepsi saldo transaksi cadangan
resmi, konsepsi saldo likuiditas ntto, konsepsi transaksi jangka pendek, dan
konsepsi saldo transaksi moneter.
1. Konsepsi Saldo Transaksi Dasar
Mempunyai nama asli
Basic Balance Concept, dengan cara pengelompokan pos – pos sebagai berikut :
a. Saldo Barang – barang dan Jasa – jasa
b. Saldo Transaksi Unilateral
c. Saldo Modal Jangka Panjang
d. Selisih Yang Tidak Diperhitungkan
e. Saldo Modal Jangka Pendek
f. Saldo Cadangan Moneter
2. Konsepsi Saldo Likuiditas Bruto
Mempunyai nama asli
Gross Liquidity Balance Concept,dengan cara pengelompokan pos – pos sebagai
berikut :
a. Saldo Dasar ( = Basic Balance)
b. Saldo Modal Jangka Pendek swasta
domestik
c. Saldo pinjaman komersial asing
d. Selisih yang tidak doperhitungkan
e. SALDO Modal Jangka Pendek Swasta Asing
(kecuali kredit komersial)
f. Saldo Cadangan Moneter
3. Konsepsi Saldo Transaksi Cadangan Resmi
Mempunyai nama asli
Balance on official reserve transaction concept. dengan cara pengelompokan pos
– pos sebagai berikut :
a. Saldo likuiditas bruto
b. Saldo modal jangka pendek swasta asing
(kecuali hutang – hutang komersial)
c. Saldo modal jangka pendek pemerintah
asing, meliputi di dalamnya pemilikan oleh penduduk negara lain atas surat –
surat berharga pemerintah dalam negeri (kecuali modal dan pemilikan surat –
surat berharga oleh penguasa – penguasa/ lembaga – lembaga moneter)
d. Saldo pemilikan modal jangka pendek
oleh penguasa/ lembaga – lembaga moneter negara negara lain (meliputi di
dalamnya surat – surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah sendiri)
e. Saldo Cadangan Moneter
4. Konsepsi Saldo Likuiditas Netto
Nama aslinya adalah
Net Liquidity Balance Concept. dengan
cara pengelompokan pos – pos sebagai berikut :
a. Saldo dasar
b. Saldo modal jangka pendek swasta yang
tidak likuid
c. Alokasi SDR
d. Selisih yang tidak diperhitungkan
e. Saldo modal swasta yang likuid
f. Saldo transaksi – transaksi cadangan
resmi
5. Konsepsi Saldo Transaksi Jangka Pendek
Menurut konsepsi
ini pos – pos dalam neraca pembayaran luar negeri dikelompokkan sebagai berikut
:
a. Saldo barang – barang dan jasa
b. Salso transaksi pendapatan modal
c. Saldo transaksi unilateral
d. Selisih yang tidak diperhitungkan
e. Saldo penanaman modal langsung
f. Saldo hutang piutang jangka panjang
g. Saldo hutang piutang jangka pendek
h. Saldo transaksi moneter
6. Konsepsi Saldo Transaksi Moneter
Menurut konsepsi
ini pos – pos dalam neraca pembayaran luar negeri dikelompokkan sebagai berikut
:
a. Saldo barang – barang dan jasa
b. Salso transaksi pendapatan modal
c. Saldo transaksi unilateral
d. Selisih yang tidak diperhitungkan
e. Saldo penanaman modal langsung
f. Saldo hutang piutang jangka panjang
g. Saldo hutang piutang jangka pendek
h. Saldo transaksi moneter
I. FLUKTUASI NERACA PEMBAYARAN
Fluktuasi neraca pembayaran disebabkan oleh banyak hal. Sebab-sebab yang menimbulkan fluktuasi
ini antara lain ialah perubahan tingkat harga dalam negeri, pergeseran
permintaan luar negeri, ketidakstabilan dalam negeri, keadaan struktur
produksi, perubahan posisi hutang piutang dengan luar negeri dan juga becana
alam.
1.
Perubahan Harga Barang dan Jasa dalam Negeri
Perubahan pertama: harga
yang menurun akan menurunkan biaya prduksi. Dengan turunnya biaya poduksi
barang dan jasa tesebut, maka barang dan jasa tersebut dapat bersaing di luar
negeri. Ekspor akan bertambah dan cadangan internasionalpun akan meningkat.
Tentu saja hal ini baru berfungi sekiranya barang-barang impor tidak naik, atau
kalau naik dengan prosentase yang lebih
rendah dari pada turuny barang ekspor, sehingga jumlah inpoor
dapar ditutupi dengan sebagian hasil ekspor. Jadi, impor tidak mengorbankan ekspor yang
relative besar.
Perubahan kedua: bilamana perubahan harga barang menaik dalam negeri. Hal ini
akan bertendensi menaikkan biaya produksi. Sehingga pada gilirannya akan menaikkan harga
barang ekspor. Ekspor akan semakin berkurang,
karena tidak dapat bersaing di luar negeri. Kalau ini berlangsung lama dan
biaya produksi ekspor tidak dapat diturunkan, maka cadangan akan menurun,
sehingga neraca pembayaran akan kembali tidak seimbang.
2.
Pergeseran Pemintaan luar Negeri
Banyak sekali faktor yang menimbulkan pergeseran permintaan luar negeri terhadap
barang-barang dalam negeri. Diantaranya ialah faktor persaingan luar negeri, perubahan
pendapatan diluar negeri dan faktor penawaran negara itu sendiri.
Pergeseran permintaan luar negeri akan cenderung mengurangi
ekspor, yang jika berlangsung terus menerus negara bersangkutan akan mengalami
kekurangan cadangan devisa dan akhirnya akan menimbulkan ketidakseimbangan
neraca pembayaran.
3.
Ketidakstabilan Ekonomi
Ketidakstabilan biasanya ditandai
dengan goncangan harga dan kurs yang terus menerus. Hal ini menyebabkan
pengusaha luar negeri kehilangan
pegangan untuk membaca situasi ekonomi dalam negeri. Kemungkinan goncangan ini
disebabkan oleh kondisi politik yang kurang stabil, sehingga sulit meramalkan
keputusan politik dalam perekonomian dalam dan luar negeri. Hal ini akan menyebabkan turunnya ekspor yang akhirnya juga akan
menyulitkan neraca pembayaran.
4.
Bencana Alam
Bencanan alam yang cukup besar seperti banjir, gempa bumi,
tsunami, serangan hama, penyakit tanaman, iklim dan lain-lain. Hal ini dapat
mempengaruhi neraca pembayaran terutama dalam hal produksi.
5.
Keadaan Struktur Produksi
Indonesia merupakan negara agraris, dimana struktur produksinya
sangat tergantung pada faktor alamiah, sehingga penawarannya kurang elastis atau malah sama sekali inelastis, oleh
karena itu produksi agraris ini sukar untuk menyesuaikan penawaran dengan
perubahan permintaan luar negeri. Ekspor tidak bisa ditingkatkan dengan segera
bila permintaan luar negeri meningkat, demikian juga sebaliknya jika permintaan
luar negeri menurun ekspor dengan segera tidak dapat dibatasi.
6.
Perubahan Posisi Hutang Piutang Luar Negeri
Hutang piutang luar negeri biasanya jangka panjang. Hutang akan menambah
cadangan internasional suatu negara. Sebaliknya bagi negara kreditur,
pinjaman-pinjaman itu akan mengurangi cadangan internasionalnya. Bila mana
jumlah pinjaman itu cukup besar, maka adanya hutang piutang tersebut, akan
dapat menyebabkan timbulya ketidakseimbangan neraca pembayaran yang
bersangkutan.
Nilai pos – pos dalam neraca pembayaran suatu negara dapat
berfluktuasi dengan cara pola random, musiman, siklis dan trend. Berdasarkan pola fluktuasinya dapat
dibedakan tiga macam diseekuilibrium neraca pembayaran internasional, yaitu :
a. Disekuilbrium neraca pembayaran
musiman
Transaksi transaksi ekonomi luar negeri suatu negara besar
kecilnya sangat tergantung pada keadaan perekonomian dalam negeri dan juga
keadaan perekonomian luar negeri. Kalau keadaan ekonomi dalam hal tingkat
pendapatan, permintaan akan barang dan jasa mengalami
perubahan, maka transaksi-transaksi luar negeri yang diadakan oleh penduduk
dalam negera tersebut akan
mengalami perubahan juga. Kebanyakan gejala ekonomi tersebut mempunyai sifat
musiman yang berakar pada gejala alam atau musiman yang diciptakan oleh manusia
yang semuanya itu berulang tiap tahunnya. Perubahan-perubahan yang sifatnya
musiman yang terjadi dalam perekonomian dalam negeri maupun luar negeri dengan
sendirinya akan menimbulkan perubahan pada neraca pembayaran yang sifatnya juga
musiman. Akan tetapi pada perubahan neraca pembayaran internasional yang
mempunyai pola seasonal atau musiman ini pada umumnya tidak banyak menimbulkan
masalah , sebab defisit neraca pembayaran pada
bulan-bulan tertentu akan tertutup oleh surplus pada bulan-bulan lainnya.
b. Disekuilbrium neraca pembayaran siklis
Disekuilibrium ini timbul karena akibat dari adanya gelombang
kongjuntur yang terjadi dalam perekonomian dalam negeri atau yang terjadi dalam
perekonomian negara lain. C.P.
kindleberger mengatakan bahwa tidak selalu gelombang konjungtur terjadi dalam
suatu perekonomian akan mengakibatkan terjadinya cylical disequilibrium neraca
pembayaran internasional apabila negara tersebut mempunyai elastisitas pendapatan yang sama, elastisitas harga yang
sama, pola gelombang konjungtur yang sama dan gelombang konjungtur bekerja pada
waktu yang bersamaan. Apabila semua itu tidak sama/berbeda maka akan terjadi
cylical disequilibrium.
Solusi untuk mengatasi disekuilibrium siklis adalah dengan
digunakannya kebijaksanaan-kebijaksanaan moneter atau fiskal. Dan juga untuk
lembaga moneter dunia Internasional Monetary Fund akan memberikan bantuan
dengan memberikan pinjaman untuk menutupi defisit neraca pembayaran yang
sifatnya siklis.
c. Disekuilibrium neraca pembayaran
Struktural
Disekuilibrium ini timbul dari ketidakserasian antara
perubahan-perubahan pada permintaan dan penawaran akan barang barang
perdagangan internasional dengan perubahan pada penawaran faktor produksi.
Beberapa penyebab Structural
Disequilibrium menurut Delbert a. snider yaitu :Berkurangnya stok capital
nasional yang sangat drastis mengurangi kapasitas produksi nasional, berubahnya
pola produksi berubahnya pola permintaan berubahnya pola perdagangan berubahnya
pola aliran capital jangka
panjang, perubahan perubahan dalam bidang kelembagaan
J. PROSES
PENYEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN
Proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran meliputi
penyeimbangan melalui perubahan pendapatan nasional, tingkat harga, tingkat
kurs, tingkat bunga, dan melalui sektor moneter.
1. Tingkat
Harga
Neraca
pembayaran yang surplus dapat menyebabkan bertambahnya uang yang beredar, sebaliknya neraca
pembayaran defisit akan mengurangi jumlah uang yang beredar. Pertambahan uang yang beredar
menyebabkan kenaikan harga, dan sebaliknya berkurangnya uang yang beredar
menyebabakan penurunan harga. Surplus neraca pembayaran akan meningkatakan
jumlah uang yang beredar, harga naik dan inflasi yang akan mengakibatkan daya
saing produsen dalam negeri menurun dibandingkan produsen luar negeri, hal ini
akan meningkatkan impor daripada impor. Kenaikan impor dan penurunan ekspor
keduanya bersama-sama mendorong berkurangnya surplus neraca pembayaran proses
penyeimbangan ini akan berjalan terus menerus dengan surplus neraca pembayaran
suatu negara dibarengi dengan derfisit neraca pembayaran negara asing. Jumlah
uang yang beredar dinegara asing akan berkurang maka harga akan turun dan terjadi inflasi, berarti daya
saing produsennya meningkat, terjadi peningkatan ekspor dan penurunan impor
negara asing tersebut. Dapat disimpulkan bahwa gejala inflasi yang timbul oleh
surplus neraca pembayaran bertendensi balik menghilangkan surplus tersebut,
demikian juga deflasi yang timbul akan bertendensi balik untuk menghilangkan
defisit.
2. Tingkat
Kurs
Dalam
penyeimbangan melalui tingkat kurs ini adalah devaluasi untuk defisit dan
revaluasi untuk surplus. Keberhasilan devaluasi untuk menghilangkan atau
mengurangi ketidakseimbangan tergantung pada elastisitas permintaan dan
penawaran valuta asing.
3. Sektor
moneter
Pendekatan
sektor moneter neraca pembayaran menganggap bahwa timbulnya ketidakseimbangan
neraca pembayaran karena ketidakseimbangan portopolio yaitu saldo kas yang
terjadi berbeda dengan saldo kas yang diinginkan masyarakat. Menyamakan saldo
kas yang terjadi dengan yang diinginkan inilah yang menyebabkan timbulnya
ketidakseimbangan neraca pembayaran dan berfluktuasinya kurs valuta asing.
Ketidakseimbangan neraca pembayaran adalah semata-mata merupakan gejala
moneter, oleh karena itu mengendalikan jumlah uang yang beredar dalam sistem
kurs tetap tidak akan ada hasilnya. Mempengaruhi jumlah uang secara efektif
akan dapat dilakukan dalam sistem kurs bebas, dalam penyeimbangan neraca
pembayaran. Pengaruh timbal balik antara kebijaksanaan moneter dinegara-negara
lain hanya akan berpengaruh kepada kurs dan tidak pada neraca pembayaran.
K. KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Mengenai kebijakan pemerintah terhadap perdagangan
Internasional, yang disebut dengan kebijakan
perdagangan (commercial policy). Salah satu kebijakan yang ekstrem adalah
kebijakan yang menganut perdagangan
bebas (free trade), yang artinya tidak ada campur tangan pemerintah dalam
bentuk apa pun terhadap arus perdagangan Internasional yang bebas. Setiap
tindakan yang menyimpang dari perdagangan bebas, yang dirancang untuk
memberikan perlindungan bagi industry dalam negeri terhadap persaingan luar
negeri disebut proteksionisme .
TEORI KEBIJAKAN PERDAGANGAN
Kebijakan perdagangan yang diperdebatkan saat ini sama
hangatnya dengan yang pernah terjadi 200 tahun lalu, ketika teori manfaat
perdagangan mulai diterapkan. Haruskah sebuah Negara menganut arus perdagangan
Internasional bebas,atau haruskah suatu Negara melakukan proteksi terhadap
produsen local guna menghadapi persaingan Internasional? Proteksi semacam ini
dapat dilakukan dengan kebijakan tariff,
yang memungut pajak untuk menaikkan harga barang impor. Contohnya antara
lain prosedur kuota dan pabean sengaja dibuat lebih rumit daripada yang
sebenarnya diperlukan.
Kasus Perdagangan Bebas
Perdagangan bebas memungkinkan maksimasi produksi
dunia, sehingga memungkinkan setiap rumah tangga di dunia untuk mengkonsumsi
lebih banyak barang, daripada yang dapat diperoleh tanpa perdagangan bebas.
I
Metode Proteksionisme
Ada tiga tipe kebijakan proteksi. Ketiganya mencoba
mempengaruhi harga maupun jumlah barang ekspor. Akan tetapi, ketiganya berbeda
dalam hal perubahan kebijakan yang diambil mula-mula.
Kebijakan pertama ; menaikkan harga barang impor .
tarif, atau sering disebut bea impor (impor duty), adalah perangkat yang paling
umum untuk menaikkan harga.
Kebijakan kedua ; membatasi jumlah masuknya barang
impor, contoh umumnya adalah kuota impor, yaitu Negara pengimpor menetapkan
jumlah maksimum beberapa komoditi yang dapat diimpor setiap tahunnya.
Kebijakan ketiga ; kebijakan domestic yang mencoba mengurangi
permintaan terhadap barang impor
TARIF DAN BEA MASUK
• Tarif adalah suatu pembebanan atas
barang-barang yang melintasi daerah pabean (costum
area).
• Sementara itu, barang-barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan bea masuk
• Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor dengan persentase tertentu dari harga barang yang diimpor.
Akibat dari pengenaan tarif akan tampak sebagaimana
Macam-macam penentuan tarif atau bea masuk, yaitu:
1) bea ekspor (export
duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut
menuju negara lain (di luar costum area);
2) bea transito (transit
duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang
melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut negara
lain;
3) bea impor (import
duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang
masuk dalam suatu negara (tom area).
Pelarangan Impor
adalah kebijakan pemerintah untuk melarang masuknya barang-barang dari luar negeri, dengan tujuan untuk
melindungi produksi dalam negeri dan meningkatkan produksi dalam negeri .
Kuota atau Pembatasan Impor
• adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-barang
yang masuk dari luar negeri.
• pembatasan fisik secara kuantitatif yang dilakukan atas pemasukan barang
(kuota impor) dan pengeluaran barang (kuota ekspor) dari/ke suatu negara untuk
melindungi kepentingan industri dan konsumen
Subsidi
adalah kebijakan pemerintah untuk membantu menutupi sebagian biaya produksi per unit
barang produksi dalam negeri. Sehingga produsen dalam
negeri dapat menjual barangnya lebih murah dan bisa bersaing dengan barang
impor.
Dumping
Dumping adalah kebijakan
pemerintah untuk mengadakan diskriminasi harga, yakni produsen
menjual barang di luar negeri lebih murah daripada di dalam negeri
II. Politik Dagang
Bebas
Politik dagang bebas adalah kebijakan pemerintah untuk
mengadakan perdagangan bebas antarnegara. Pihak-pihak
yang mendukung kebijakan perdagangan bebas mengajukan alasan bahwa perdagangan
bebas akan memungkinkan bila setiap negara
berspesialisasi dalam memproduksi barang di mana suatu negara
memiliki keunggulan komparatif.
III. Politik Autarki
Politik autarki adalah kebijakan perdagangan dengan
tujuan untuk menghindarkan diri dari
pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh politik, ekonomi, maupun
militer, sehingga kebijakan ini bertentangan dengan prinsip perdagangan internasional yang menganjurkan adanya perdagangan bebas.
Curry, Jeffrey E. 1953
MEMAHAMI EKONOMI Internasional/ Jeffrey Edmund Curry, -Jakarta:
Penerbit PPM, 2001
Richard G, Peter O,
Douglas D,.1993
Economic Eighth edition 1/Pengantar Makro Ekonomi/ Penerbit ERLANGGA
1993
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar